Di Indonesia, profesi juru masak kini semakin diminati seiring berkembangnya industri kuliner. Dari warung makan sederhana hingga restoran mewah, dapur menjadi jantung yang menggerakkan usaha kuliner. Namun di balik hidangan lezat yang disajikan, ada risiko keselamatan yang perlu diperhatikan para juru masak. Berikut adalah tips keselamatan yang bisa diterapkan agar terhindar dari kecelakaan dapur.
Contents
- 1 Ritme Dapur Restoran yang Dinamis
- 2 Mengatur Energi Sesuai Jam Sibuk
- 3 Mengelola Area Masak yang Panas
- 4 Berkomunikasi dengan Baik di Tengah Kesibukan
- 5 Koordinasi Tim yang Solid
- 6 Menjaga Kebersihan dan Kerapian
- 7 Peralatan Tajam dan Pemeliharaannya
- 8 Penyimpanan yang Tepat
- 9 Menangani Situasi Darurat
- 10 Kesimpulan
Ritme Dapur Restoran yang Dinamis
Berbeda dengan memasak di rumah, dapur restoran punya dinamika tersendiri. Bayangkan bagaimana hectic-nya situasi saat jam makan siang di restoran area perkantoran, atau saat weekend di mal yang ramai pengunjung. Dengan situasi yang seperti itu, kecepatan dan ketepatan yang dinamis, menjadi tuntutan dalam bekerja di dapur, tapi tentu keselamatan tetap harus diutamakan.
Para juru masak perlu memahami pola kesibukan restoran tempatnya bekerja. Ada restoran yang mulai sibuk saat sarapan untuk melayani tamu hotel, ada yang ramai saat makan siang melayani pegawai kantoran, atau malah puncak kesibukan di malam hari untuk restoran di area hiburan.
Mengatur Energi Sesuai Jam Sibuk
Seperti atlet yang harus menjaga staminanya, juru masak perlu pandai mengatur energi. Sebelum jam sibuk, pastikan semua bahan dan bumbu yang diperlukan sudah siap untuk dimasak.
Dalam istilah dapur sehari-hari, persiapan ini dikenal dengan mise en place atau “mesenplus”, yang artinya adalah membersihkan, mengupas, memotong, atau memasak bahan pokok menjadi bahan makanan yang siap dimasak.
Mengelola Area Masak yang Panas
Dapur Indonesia terkenal dengan masakan yang menggunakan api besar dan wajan berat. Dan pasti akan selalu ada risiko luka bakar, yang disebabkan oleh pengaturan area masak yang nggak sesuai dengan SOP keselamatan. Jadi mengatur area dapur yang tepat, merupakan poin pentimg dan bisa menjadi kunci keselamatan bagi penghuni dapur.
Ingat, saat mengangkat wajan dengan api besar, kita butuh ruang yang cukup agar tidak menyenggol rekan kerja atau peralatan lain, dengan mengatur jarak antar kompor yang cukup, karyawan dapur dapat bergerak lebih leluasa, dan kemungkinkan terhindar dari kecelakaan kerja juga semakin besar. Selain itu pastikan juga exhaust fan berfungsi baik untuk menghindari asap berlebih yang bisa mengganggu penglihatan.
Penanganan luka bakar di dapur restoran membutuhkan tindakan cepat dan tepat untuk mencegah luka yang lebih serius. Selalu sediakan burn gel di kotak P3K dapur.
Berkomunikasi dengan Baik di Tengah Kesibukan
Komunikasi yang baik bisa mencegah kecelakaan saat dapur sedang ramai. Jadi membiasakan diri dengan selalu memberi aba-aba ketika bekerja di dapur juga bisa menjadi langkah agar tidak terjadi kecerlakaan di dapur.
Beberapa istilah yang sering diterapkan khas dapur Indonesia adalah “Awas panas!” saat membawa panci, “Permisi belakang!” saat lewat di belakang rekan kerja, atau “Api besar!” saat menyalakan api untuk masakan tertentu.
Koordinasi Tim yang Solid
Seperti gamelan yang harus kompak, tim dapur juga butuh koordinasi yang baik. Setiap orang harus tahu kapan harus mengambil alih pekerjaan rekannya yang sedang kewalahan, atau kapan harus memberi ruang saat ada yang sedang menangani pesanan urgent.
Menjaga Kebersihan dan Kerapian
Prinsip “bersih pangkal sehat” sangat relevan di dapur restoran. Lantai licin karena minyak atau air yang tumpah adalah penyebab utama kecelakaan di dapur. Di iklim tropis seperti Indonesia, lantai basah juga bisa jadi sarang bakteri kalau tidak segera dibersihkan.
Selalu siapkan kain lap bersih di setiap stasiun kerja. Tumpahan harus langsung dibersihkan, jangan tunggu nanti. Sepatu anti-slip wajib digunakan – ini investasi yang sepadan untuk keselamatan kerja.
Peralatan Tajam dan Pemeliharaannya
Pisau adalah teman setia juru masak. Di Indonesia, kita punya berbagai jenis pisau untuk keperluan berbeda – dari pisau cincang untuk bumbu hingga pisau besar untuk memotong daging. Setiap pisau perlu perawatan khusus agar tetap tajam dan aman digunakan.
Penyimpanan yang Tepat
Hindari kebiasaan menyimpan pisau tercampur dengan peralatan lain. Gunakan rak pisau magnetik atau tempat pisau khusus. Pisau tumpul justru lebih berbahaya karena butuh tenaga lebih besar saat menggunakannya.
Menangani Situasi Darurat
Meskipun sudah berhati-hati, kecelakaan bisa saja terjadi. Yang penting adalah kesiapan menghadapinya. Setiap dapur harus punya prosedur darurat yang jelas, dari penanganan luka ringan sampai evakuasi jika terjadi kebakaran.
Kotak P3K harus selalu terisi lengkap termasuk plester hansaplast yang mudah dijangkau. Nomor-nomor penting seperti pemadam kebakaran dan klinik terdekat harus ditempel di tempat yang mudah dilihat. Minimal satu orang dalam setiap shift harus paham pertolongan pertama.
Kesimpulan
Bekerja di dapur restoran memang penuh tantangan, tapi dengan kesadaran keselamatan yang tinggi, risiko kecelakaan bisa diminimalkan. Ingat, keselamatan bukan hanya tanggung jawab pemilik restoran atau kepala dapur, tapi tanggung jawab seluruh tim. Seperti pepatah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, keselamatan di dapur adalah hasil kerja sama seluruh tim.