Penggiat Jajanan Sehat, Jawaban Paling Tepat untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Program Small Farming Food Society

Ada satu momen yang paling bikin saya was-was setiap pagi sebelum anak berangkat sekolah: bekalnya. Bukan karena saya malas masak, tapi karena saya tahu, seberapa pun niat saya menyiapkan makanan dan jajanan sehat, tetap saja di luar sana ada begitu banyak “godaan” di depan gerbang sekolah.

 

Mulai dari es warna-warni yang entah dibuat dari apa, cilok super murah dengan saus pedas misterius, sampai keripik beraroma micin yang bikin anak-anak langsung menatap penuh semangat. Saya tahu, itu semua terlihat menyenangkan di mata anak. Tapi di balik warna mencolok dan rasa yang bikin nagih, selalu ada kekhawatiran terselip di hati seorang ibu: “Apa ini aman buat anakku?”

 

Sebagai ibu dari generasi milenial yang tumbuh di era snack 500 perak, saya paham betul kalau kebiasaan jajan itu bukan hal yang bisa dilarang begitu saja. Tapi saya juga belajar, bahwa kesehatan anak nggak bisa digadaikan hanya karena kepraktisan atau keinginan sesaat.

 

Maka waktu saya mendengar pemerintah meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah, rasanya seperti menemukan harapan baru. Akhirnya, ada inisiatif besar yang benar-benar berpihak pada masa depan anak-anak kita.

 

Lewat program ini, guru dan orang tua bisa sama-sama memantau asupan anak di sekolah. Setidaknya, makanan yang mereka nikmati bukan sekadar mengenyangkan tapi juga menyehatkan.

 

Menjaga Kesehatan Anak dengan Memberikan Jajanan Sehat dan Bergizi Sejak Dini

Anak-anak memang sulit dipisahkan dari jajanan. Tapi di balik warna dan rasa yang menggoda, banyak sekali jajanan sekolah yang ternyata mengandung zat berbahaya. Ada pewarna sintetis yang seharusnya dipakai untuk tekstil, bukan makanan. Kandungan ini bisa merusak fungsi hati dan ginjal jika dikonsumsi terus menerus.

 

Lalu ada pemanis buatan berlebihan yang bisa memengaruhi metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko obesitas. Belum lagi pengawet kimia seperti formalin atau boraks, yang dalam jangka panjang bisa memicu gangguan saraf dan pertumbuhan.

 

Dan yang sering kali luput, minyak goreng yang digunakan berulang kali justru menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah.

 

Kalau kamu pikir efeknya hanya sebatas sakit perut atau mual sesaat, sayangnya tidak. Konsumsi jajanan semacam ini dalam jangka panjang bisa membuat anak lebih rentan terkena gangguan pencernaan, alergi, obesitas, bahkan penurunan konsentrasi belajar karena kurangnya nutrisi penting.

 

Sebaliknya, ketika anak terbiasa mengonsumsi jajanan sehat yang kaya serat, vitamin, dan protein, efek positifnya bisa terlihat dari berbagai sisi kehidupan mereka. Tubuh jadi lebih kuat, daya tahan meningkat, konsentrasi belajar lebih baik, dan mereka tumbuh dengan kebiasaan makan yang positif.

 

Saya percaya, kebiasaan kecil seperti memilih jajanan sehat bisa jadi fondasi penting untuk mencetak generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara fisik dan mental.

 

Small Farming Food Society.

 

Kolaborasi Program Makan Bergizi Gratis dan Penggiat Jajanan Sehat untuk Menciptakan Penerus Bangsa yang Cerdas

Meski terlihat menjanjikan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga bukan tanpa tantangan. Di beberapa daerah, sempat muncul kabar kurang menyenangkan tentang siswa yang mengalami keracunan makanan MBG karena proses pengolahan yang kurang tepat.

 

Misalnya, per tanggal 9 Oktober 2025, sejumlah siswa di Klaten – Jawa Tengah, dan di beberapa daerah lain seperti di Bogor – Jawa Barat telah dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program tersebut (ums.ac.id).

 

Pemerintah daerah saat itu menegaskan, penyebabnya diduga berasal dari bahan makanan yang tidak segar, proses distribusi yang tidak memenuhi standar kebersihan, dan bahkan ada yang mengadung bakteri yang berbahaya.

 

Kasus semacam ini menunjukkan bahwa pelaksanaan MBG masih perlu perbaikan, terutama dari sisi kontrol kualitas dan edukasi gizi. Tapi di sisi lain, inilah peluang besar untuk berkolaborasi dengan penggiat jajanan sehat. Para pelaku UMKM dan komunitas pecinta pangan lokal yang selama ini fokus menciptakan makanan bergizi dari bahan alami bisa menjadi mitra penting.

 

Bayangkan kalau sekolah-sekolah menggandeng produsen jajanan sehat lokal yang sudah teruji higienitasnya. Selain membantu perekonomian masyarakat, anak-anak juga bisa menikmati makanan yang bukan cuma lezat tapi juga penuh nutrisi.

 

Karena pada dasarnya, jajanan sehat memang dibuat dari bahan alami tanpa tambahan zat kimia berbahaya, seperti tepung mocaf, sayuran segar, telur, dan susu. Kolaborasi semacam ini bukan hanya akan memperkuat program MBG, tapi juga menumbuhkan budaya makan sehat sejak dini.

 

Dharma Sucipto Penerima Penghargaan SATU Indonesia Awards

 

Mengenal Penggiat Jajanan Sehat dan Dedikasinya dalam Mewujudkan Kebiasaan Mengonsumsi Jajanan Sehat

Salah satu sosok inspiratif yang layak dilibatkan dalam gerakan semacam ini adalah Dharma Sucipto, pemuda asal Gresik yang dikenal sebagai penggiat jajanan sehat. Ceritanya dimulai dengan cara yang sederhana, dari sebidang lahan kecil di belakang SMA-nya, tempat ia menanam sayuran bersama teman-temannya lewat kegiatan ekstrakurikuler Go Green Smandry (GGS).

 

Dari situlah Dharma menemukan semangat untuk mengedukasi teman-teman sekolahnya agar berhenti membeli jajanan instan yang tak sehat, dan mulai menciptakan jajanan buatan sendiri dari hasil panen mereka.

 

Program ini kemudian berkembang menjadi gerakan bernama Small Farming Food Society. Mereka menanam bahan pangan alami seperti kacang hijau, jagung, ketela, dan sayuran daun untuk diolah menjadi jajanan sehat, mulai dari roti selai rosela, pentol ketela, hingga puding jagung. Semuanya dibuat tanpa MSG, tanpa pewarna, dan tanpa pengawet.

 

Tak berhenti di situ, Dharma juga menggagas program edukasi kantin sehat, di mana ia mengajak pihak sekolah dan pengelola kantin untuk mengurangi penggunaan bahan kimia aditif. Ia bahkan mendorong penggunaan kemasan ramah lingkungan dan menanamkan kesadaran bahwa kantin sekolah bukan sekadar tempat jajan, tapi juga tempat belajar tentang hidup sehat.

 

Program lain yang ia kembangkan adalah gerakan memperkenalkan menu jajanan sehat ke sekolah-sekolah lain di sekitar Gresik. Dharma dan timnya telah menciptakan lebih dari 20 varian menu jajanan sehat berbasis pangan lokal yang mudah dibuat dan digemari anak-anak. Semua ini ia lakukan dengan semangat berbagi ilmu dan memberdayakan masyarakat sekitar.

 

Ketika kuliah di Universitas Brawijaya, Dharma memperluas visinya lewat proyek lingkungan bernama bank karbon, yang menanam pohon di bantaran sungai untuk menjaga keberlanjutan ekosistem. Ia percaya, gaya hidup sehat dan kepedulian lingkungan tidak bisa dipisahkan, karena bumi yang sehat juga berarti makanan yang sehat.

 

Penerima Penghargaan SATU Indonesia Awards Bidang Lingkungan

 

Penghargaan SATU Indonesia Awards 2012 untuk Sang Penggiat Jajanan Sehat

 

Perjuangan Dharma Sucipto akhirnya mendapat pengakuan nasional lewat penghargaan SATU Indonesia Awards 2012 dari Astra. Tapi yang paling menarik dari kisahnya bukanlah piala atau sorotan media, melainkan nilai yang ia tanamkan: bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil, dan langkah itu bisa dimulai dari halaman sekolah sendiri.

 

Dharma membuktikan bahwa anak muda juga bisa menjadi agen perubahan. Dari lahan sempit, ia menumbuhkan gerakan yang kini menjadi inspirasi nasional. Melalui jajanan sehat, ia mengajarkan generasi muda untuk berpikir lebih kritis terhadap apa yang mereka konsumsi, sekaligus menumbuhkan rasa cinta pada pangan lokal.

 

Ide Kolaborasi MBG dengan Pegiat Jajanan Sehat

 

Jajanan Sehat, Jawaban Paling Tepat untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

 

Melihat perjalanan Dharma Sucipto dan semangat pemerintah lewat Program Makan Bergizi Gratis, saya percaya keduanya bisa berjalan beriringan. MBG menyediakan wadah besar, sementara pegiat seperti Dharma membawa jiwa dan semangat di dalamnya.

 

Keduanya sama-sama punya tujuan mulia: memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dengan tubuh sehat, pikiran cerdas, dan kebiasaan makan yang baik. Karena masa depan bangsa ini sejatinya dimulai dari piring makan mereka hari ini.

 

Jadi, mulai sekarang, yuk kita dukung gerakan jajanan sehat—bukan cuma dengan memilih makanan bergizi di rumah, tapi juga dengan mendorong sekolah dan lingkungan sekitar untuk menyediakan pilihan makanan yang lebih baik. Karena perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil, dari satu piring jajanan sehat yang dibuat dengan cinta dan kesadaran. 

#APA2025-BLOGSPEDIA

Referensi:

Picture of Elisa
Hai! Saya Elisa, Lifestyle Blogger Indonesia yang aktif menulis blog sejak 2014. Saat ini saya fokus berbagi artikel tentang properti seperti tips KPR, informasi rumah subsidi, dan review home appliance. Saya juga menulis artikel tentang skincare, fashion, kuliner, bisnis, teknologi, dan tema gaya hidup lainnya. Saya membuka peluang kolaborasi untuk UMKM dan brand secara global. Untuk informasi kolaborasi, contact me at: enquirielisa@gmail.com

You Might Also Need this Articles:

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *